Kamis, 03 Desember 2015

Air Terjun Riam Merasap

 Hi sobat pencinta travelling, kali ini saya akan memperkenalkan kepada kali sebuah tempat dimana tempat tersebut adalah salah satu tempat wisata yang ada dibumi Kalimatan ini. Tepatnya di Sanggau Ledo - Kalimantan Barat - Indonesia.

Mungkin kalian yang pernah kesana sudah tau sensasi dan indahnya tempat tersebut. Namun bagi kalian yang belum pernah berkunjung, saya akan memberikan gambaran kepada kalian, betapa indahnya "Riam Merasap".

Nah langsung saja, tidak rugi bagi kalian pencinta travelling untuk meluangkan waktu sobat di akhir pekan untuk menikmati liburan yang menakjubkan dengan budget terjangkau bagi kantong-kantong minimalis seperti saya ini... hehehe

Pertama-tama saya akan menjelaskan sejarah singkat tempat tersebut...

Salah satu tempat di kecamatan Sanggau Ledo, kabupaten Beng-kayang yang paling dikenal banyak orang adalah Gua Maria Riam Merasap. Di balik Gua Maria tersebut ternyata ada cerita lain tentang Riam Merasap.

Pada zaman dahulu di Baatn daerah tempat Riam Merasap (Riebm Marasep) Kec. Sanggau Ledo sekarang hiduplah keluarga Sadukng. Sejak kecil Sadukng tidak seperti anak-anak biasanya. Ia cepat menjadi dewasa hanya dalam hitungan hari. Makanan yang diberikan supaya bisa kenyak berperiuk nasi.

Ketika Sadukng menjadi seorang pemuda, ukuran tubuhnya luar biasa besar. Menurut cerita ia dapat mengubah tubuhnya menjadi sangat besar hingga dapat melangkahi sebuah gunung. Ia juga dapat menjelma menjadi pemuda dengan ukuran tubuh biasa. Sebagai kodrat, Sadukng adalah seorang raksasa. Tetapi disisi lain, Sadukng adalah seorang anak yang sangat berbakti pada kedua orang tuanya dan dikenal sebagai seorang pemuda yang suka menolong. Sadukng pun merupakan berkah bagi kampungnya karena dengan adanya Sadukng kampung menjadi aman sentosa.

Karena kodratnya itu orang kampung tidak merasa risih mendengar gelegar langkahnya ketika ia sedang melintasi pemukiman untuk mengerjakan hal yang mustahil dikerjakan seorang manusia. Misalnya, membendung sungai, mencabut pohon besar untuk membuat Ajokng (perahu).

Suatu hari Sadukng yang telah mengubah tubuhnya seukuran manusia biasa duduk di tepi hutan di bawah sebatang pohon rindang. Pandangannya tertuju ke arah ramin patangan (rumah panjang), kampungnya. Entahlah apa yang sedang Sadukng pikirkan. Kedua orang tuanya menjadi bingung dengan perubahan Sadukng yang tidak seperti biasanya.

Kedua orang tuanya pun menanyainya. Sadukng lantas menceritakan secara terus-terang tentang kegundahan hatinya. Sadukng mengaku bahwa ia telah merasa cukup dewasa untuk berumah tangga. Tapi yang manjadi kebingungannya siapa diantara manusia biasa yang mempunyai tubuh seukuran dirinya. Itulah pikirannya.

Alkisah, tersebarlah berita ada seorang permaisuri raja Melayu di Muara Sungai Setanggi yang bernama Salek. Salek menurut penuturan para tetua kampung adalah seorang permaisuri yang sangat cantik. Cerita tersebut sampai pula ke telinga Sadukng. Ia pun jadi penasaran karena cerita tersebut, bahkan timbul niatnya membuktikan kebenarannya. Sebelum berangkat, ayahnya membekali Sadukng dengan sebuah cincin sakti. Sadukng melakukan ritual mato’ (berniat) supaya mendapatkan Salek sebagai isterinya.

Sementara itu, masyarakat kerajaan gempar karena permaisuri raja tiba-tiba hilang. Selidik punya-selidik akhirnya ketahuan juga kalau penculiknya adalah Sadukng. Raja pun murka seketika itu juga. Ia lalu mengerahkan seluruh bala tenteranya untuk memburu Sadukng. Ratusan pasukan berperahu dan bersenjata tombak, panah dan parang dikerahkan. Kejar-kejaran perahu tak dapat dihindarkan. Tentara kerajaan yang telah terlatih dengan mudah mengejar Sadukng dan Salek. Namun Sadukng tetap santai saja, bahkan dalam perahunya penuh muatan batang tebu. Ketika perahu tentara kerajaan mendekat Sadukng pun santai memakan tebu, tanpa membuang ampasnya ke sungai hingga memenuhi perahu. Saat semakin terdesak, Sadukng membuang segenggam ampas tebunya ke sungai. Dari ampas tebu tersebut jadilah batu. Tentara kerajaan ketakutan. Namun demi tugas, pengejaran terus dilakukan.

Karena tentara kerajaan tetap nekat, Sadukng terus membuang ampas tebunya ke sungai hingga sungai menjadi dangkal. Pasukan kerajaan pun semakin kewalahan melawan jeram. Ketika perahu Sadukng mendekati kampung Salek tiba-tiba meninggal. Sadukng bingung dan terpukul karena kejadian tersebut. Sadukng pun merasa sangat sedih karena usahanya sia-sia, bahkan berdosa.

Dalam situasi yang demikian, tentara kerajaan semakin dekat. Sadukng pun semakin bingung. Dalam kebingungan itu ia meninggalkan mayat Salek di dalam perahu, lalu merubah tubuhnya menjadi manusia raksasa dengan menggenggam sebatang tebu. Ia kemudian menghunjam tebunya ke sungai dan jadilah batu besar. Suara gemuruh riam pun terdengar. Tanah terbelah dan muncullah batu sebesar gunung. Tentara kerajaan akhirnya mundur.

Hingga sekarang legenda Riam Merasap tersebut masih diyakini oleh masyarakat adat Bakati’. Mereka menyebutnya Riam Merasap.

 Untuk track yang harus dilewati ketika sobat berpergian dari ibukota Kalimantan Barat yaitu Pontianak adalah...

Kurang Lebih petanya seperti ini..

Kalian harus membuat patokan pemberhentian terlebih dahulu... Kalau saya sih, dari Pontiana, jalan aja terus sampai ke Pinyuh, disana ada pertigaan, kalau kita belok kiri, itu arah ke mempawah - sungai duri - singkawang.. Tapi kita tidak ambil dijalur itu, kita ambil ke kanan saja atau lurus dipertigaan Pinyuh... Terus lurus aja ambil ke kanan lagi di pertigaan pasar pinyuh itu... nah ikutin aja jalannya, nanti di simpang tiga lagi ada nemu indomaret, nanti kalian lurus lagi, itu arah menuju bengkayang...
 
kalau kalian bingung, tanya saja sanggau ledo, pasti dikasih tau kok sama orang sana.. udah sampai kalian disanggau ledo, kalian tanya lagi, riam merasap dimana, pasti dikasih jalan, saya aja gitu kemaren,, hahahhaa
semoga bermanfaat yaa info dari saya...
berikut beberapa foto saya dan teman saya disana sobat... salam adventure yaa muahhhh !!! :* :* :*